Posted by : Kira's Blog
Sabtu, 02 Juli 2011
China memblokir jejaring sosial baru, Google+, beberapa hari setelah diluncurkan. Pemblokiran ini disebabkan karena Google+ masih menggunakan domin google.com, yang masih diblokir di China. Google+ menggunakan alamat domain plus.google.com.
Seperti dikutip dari The Guardian, pemerintah China melakukan sensor terhadap sejumlah situs yang berbasis di luar China. Alasannya, sejumlah situs itu mengandung sejumlah konten yang bersifat "destabilisasi", seperti pornografi dan tak layak dipandang.
Selain Google+, China sebelumnya juga telah melakukan pemblokiran terhadap jejaring sosial Facebook dan Twitter. Untuk mengetahui situs apa saja yang diblokir di China, Anda bisa cek di greatfirewallofchina.org.
Berdasarkan situs greatfirewallofchina.org, plus.google.com tak bisa diakses dari Beijing, Shenzen, Inner Mongolia, Provinsi Heilongjuang, dan Provinsi Yunnan.
China memang telah memblokir Google sejak lama. Ini disebabkan Google menarik diri dari daratan China tahun 2010, setelah mencurigai China di belakang serangan peretas (hacker) yang berusaha masuk ke sistem pengamanan internal Google. Kecurigaan ini berdasarkan informasi yang diincar, antara lain data penggiat Hak Asasi Manusia di China.
Tidak hanya google.com, bahkan domain Google yang berbasis di Cina, google.cn, juga diblokir. China pun menyediakan situs mesin pencari Baidu.com sebagai pengganti Google.
Google memang membuat Google+ untuk menyaingi jejaring sosial Facebook, yang saat ini telah digunakan oleh 700 juta pengguna. Di awal peluncurannya, Google+ sempat menghentikan sign-up baru. Ini disebabkan banyaknya permintaan pengguna internet untuk memiliki akun di Google+.
"Kami menutup semantara mekanisme undangan (untuk memiliki akun) malam ini. Permintaan menggila. Kami butuh melakukan ini secara hati-hati dan terkontrol. Terima kasih atas ketertarikan Anda," kata Vic Gundotra, salah seorang programer top Google, pada Kamis dini hari (atau sekitar Rabu malam, pukul 20.45 waktu Google bagian Pasifik).
Seperti dikutip dari The Guardian, pemerintah China melakukan sensor terhadap sejumlah situs yang berbasis di luar China. Alasannya, sejumlah situs itu mengandung sejumlah konten yang bersifat "destabilisasi", seperti pornografi dan tak layak dipandang.
Selain Google+, China sebelumnya juga telah melakukan pemblokiran terhadap jejaring sosial Facebook dan Twitter. Untuk mengetahui situs apa saja yang diblokir di China, Anda bisa cek di greatfirewallofchina.org.
Berdasarkan situs greatfirewallofchina.org, plus.google.com tak bisa diakses dari Beijing, Shenzen, Inner Mongolia, Provinsi Heilongjuang, dan Provinsi Yunnan.
China memang telah memblokir Google sejak lama. Ini disebabkan Google menarik diri dari daratan China tahun 2010, setelah mencurigai China di belakang serangan peretas (hacker) yang berusaha masuk ke sistem pengamanan internal Google. Kecurigaan ini berdasarkan informasi yang diincar, antara lain data penggiat Hak Asasi Manusia di China.
Tidak hanya google.com, bahkan domain Google yang berbasis di Cina, google.cn, juga diblokir. China pun menyediakan situs mesin pencari Baidu.com sebagai pengganti Google.
Google memang membuat Google+ untuk menyaingi jejaring sosial Facebook, yang saat ini telah digunakan oleh 700 juta pengguna. Di awal peluncurannya, Google+ sempat menghentikan sign-up baru. Ini disebabkan banyaknya permintaan pengguna internet untuk memiliki akun di Google+.
"Kami menutup semantara mekanisme undangan (untuk memiliki akun) malam ini. Permintaan menggila. Kami butuh melakukan ini secara hati-hati dan terkontrol. Terima kasih atas ketertarikan Anda," kata Vic Gundotra, salah seorang programer top Google, pada Kamis dini hari (atau sekitar Rabu malam, pukul 20.45 waktu Google bagian Pasifik).