Sabtu, 14 Mei 2011
Gembong teroris Osama Bin Laden tewas di tangan tentara elit Amerika Serikat, US Navy SEAL dalam penyerbuan di Abbottabad, Minggu 1 Mei 2011. Namun kematian bos Al Qaeda itu tak lantas membuat terorisme mati. Para mengikutnya bahkan menyuarakan balas dendam.
Meski mengaku tahu ada pendukung Osama di Indonesia, Duta Besar AS untuk Republik Indonesia, Scot Alan Marciel percaya, aset negaranya di Indonesia aman dari teror. Ia mengatakan, pihaknya mempercayakan keamanan aset di bawah lindungan pemerintah Indonesia. "Kami tidak akan membawa pasukan untuk pengamanan," kata Marciel di Pondok Pesantren Al Muayyad Solo, Kamis 12 Mei 2011.
Marciel yakin Pemerintah Republik Indonesia memiliki kemampuan dan prosedur baku dalam mengamankan aset milik negara asing dari kemungkinan munculnya teror dari kelompok tertentu. Pak Dubes juga yakin warga negeri Paman Sam aman berkunjung ke Nusantara.
Sementara, terkait kematian Osama, Marciel yakin dunia akan jauh lebih aman dari bahaya terorisme. Namun, masih ada pekerjaan rumah yang harus dikerjakan: menghapus kesalahpahaman antara AS dan dunia Islam.
Dijelaskan dia, pasca serangan teror 11 September 2011, ada kesalahpahaman sejumlah warga AS terhadap Islam. Bagi beberapa orang bahkan berubah menjadi kebencian. Sebaliknya, ada kebencian dari umat Islam pada Amerika. "Tapi kami berupaya keras menghilangkan kebencian itu," kata dia.
Amerika pun terus membuka pintu dialog dengan kelompok manapun, termasuk dunia Islam. Namun dialog, tidak terbuka untuk kelompok garis keras. "Kami tidak akan melakukan dialog dengan kelompok pendukung kekerasan," kata Marciel. Menurutnya, kelompok pendukung kekerasan cenderung sulit untuk menerima pendapat dari kelompok lain.
Ditambahkan dia, tewasnya Osama juga tak akan mengubah kebijakan investasi AS di Indonesia. "Kami tetap terus berupaya untuk meningkatkan investasi kami," kata Marciel. "Amerika akan terus membangun kesepahaman dengan masyarakat di negara lain, termasuk dengan dunia Islam."
